17.05 WIB 12 Agustus 2010, Salatiga Jawa Tengah
Dah pesen tiket bus Kramat Djati, mau balik ke Jakarta setelah 5 hari di rumah Ngrambe. Kemarin mbaknya yang jual tiket bilang busnya datang jam 2 kurang 15 siang. Dari rumah berangkat santai jam 1 siang. Eh..baru jalan 10 menit ditelpon sama agen kalau bus sudah ngetem di Gendingan. Berhubung jarak tempuh Ngrambe - Gendingan kurang lebih setengah jam, mau nggak mau ditinggal bus. Sampai di Gendingan dicarikan ganti bus, dapat bus Gunung Mulia dengan tujuan yang sama dan malah lebih murah.
Di dalam bus cukup sepi, hanya 7 penumpang, ditambah aku jadi 8. Sampai di Kartosuro total penumpang mentok 15 orang. Hasilnya penumpang bebas dlosoran alias pilih tempat sesukanya untuk tidur.
Bus masuk Terminal Tingkir Salatiga tepat pukul 17.05 wib. Cuaca sedikit gerimis dan dingin. Saat berhenti itulah bus yang saya naiki kemasukan dua sosok manusia yang nyleneh. Kok "nyleneh?" Lha jelas, mereka berniat ngamen, yang satu bawa kencrung ( gitar kecil ) dan yang satu sebagai vokal, dan keduanya sama-sama sedang mabuk berat. Bau alkohol menyeruak tajam di dalam bus. Saat mau mulai menyanyi, mereka baru sadar kalau senar kencrungnya sudah putus semua. " eh...senare do pedot ding..yo wis ngamen nganggo lambe wae " Itu ucapan yang keluar dari si pemetik kencrung.
Pada akhirnya sosok dua itu tidak menyanyi, melainkan malah deklamasi layaknya Iwan Fals. Berikut deklamasi yang mereka teriakkan :
" Indonesia...wahai saudara-saudaraku....kami disini menyampaikan..berikanlah sedikit uang recehmu....wahai saudaraku..memberikan sedikit uang receh tidak akan membuatmu miskin....Indonesia...wahai saudaraku...bantulah saudaramu dengan uang recehmu itu....berikanlah uangmu kepada mereka yang membutuhkan...fakir miskin dan akan-anak terlantar..jangan kau berikan kepada mereka yang pemabuk...jangan kau berikan kepada mereka yang ingin mabuk...Indonesia...."
Semua penumpang cuma diam mendengar dua sosok itu ngoceh ngalor-ngidul, tapi jujur pasti pada nahan ketawa. Yo wis di kasih uang receh wae rak ketang Rp.200 dari pada ngocehnya nambah ngetan-ngulon.
Akhirnya para pengamen mabuk tadi turun di kota Salatiga. Begitu mereka turun dan pintu bus ditutup kembali oleh pak kondektur, maka meledaklah tawa para penumpang bus tek terkecuali sopir dan kondektur busnya. " Eeeealaah..jenenge wong mabuk, yen lagi mabuk yo rak rumongso yen mabuk...."
Ternyata ada untungnya juga ketinggalan bus. Coba saja kalau jadi naik bus Kramat Djati, mungkin gaka bakalan ketemu sama tingkah polah manusia yang unik tadi.
Dah pesen tiket bus Kramat Djati, mau balik ke Jakarta setelah 5 hari di rumah Ngrambe. Kemarin mbaknya yang jual tiket bilang busnya datang jam 2 kurang 15 siang. Dari rumah berangkat santai jam 1 siang. Eh..baru jalan 10 menit ditelpon sama agen kalau bus sudah ngetem di Gendingan. Berhubung jarak tempuh Ngrambe - Gendingan kurang lebih setengah jam, mau nggak mau ditinggal bus. Sampai di Gendingan dicarikan ganti bus, dapat bus Gunung Mulia dengan tujuan yang sama dan malah lebih murah.
Di dalam bus cukup sepi, hanya 7 penumpang, ditambah aku jadi 8. Sampai di Kartosuro total penumpang mentok 15 orang. Hasilnya penumpang bebas dlosoran alias pilih tempat sesukanya untuk tidur.
Bus masuk Terminal Tingkir Salatiga tepat pukul 17.05 wib. Cuaca sedikit gerimis dan dingin. Saat berhenti itulah bus yang saya naiki kemasukan dua sosok manusia yang nyleneh. Kok "nyleneh?" Lha jelas, mereka berniat ngamen, yang satu bawa kencrung ( gitar kecil ) dan yang satu sebagai vokal, dan keduanya sama-sama sedang mabuk berat. Bau alkohol menyeruak tajam di dalam bus. Saat mau mulai menyanyi, mereka baru sadar kalau senar kencrungnya sudah putus semua. " eh...senare do pedot ding..yo wis ngamen nganggo lambe wae " Itu ucapan yang keluar dari si pemetik kencrung.
Pada akhirnya sosok dua itu tidak menyanyi, melainkan malah deklamasi layaknya Iwan Fals. Berikut deklamasi yang mereka teriakkan :
" Indonesia...wahai saudara-saudaraku....kami disini menyampaikan..berikanlah sedikit uang recehmu....wahai saudaraku..memberikan sedikit uang receh tidak akan membuatmu miskin....Indonesia...wahai saudaraku...bantulah saudaramu dengan uang recehmu itu....berikanlah uangmu kepada mereka yang membutuhkan...fakir miskin dan akan-anak terlantar..jangan kau berikan kepada mereka yang pemabuk...jangan kau berikan kepada mereka yang ingin mabuk...Indonesia...."
Semua penumpang cuma diam mendengar dua sosok itu ngoceh ngalor-ngidul, tapi jujur pasti pada nahan ketawa. Yo wis di kasih uang receh wae rak ketang Rp.200 dari pada ngocehnya nambah ngetan-ngulon.
Akhirnya para pengamen mabuk tadi turun di kota Salatiga. Begitu mereka turun dan pintu bus ditutup kembali oleh pak kondektur, maka meledaklah tawa para penumpang bus tek terkecuali sopir dan kondektur busnya. " Eeeealaah..jenenge wong mabuk, yen lagi mabuk yo rak rumongso yen mabuk...."
Ternyata ada untungnya juga ketinggalan bus. Coba saja kalau jadi naik bus Kramat Djati, mungkin gaka bakalan ketemu sama tingkah polah manusia yang unik tadi.
0 komentar:
Posting Komentar